KEPRAMUKAAN
Selasa, 04 Juni 2013
Selasa, 12 Februari 2013
KALOR
Definisi
Kalor
Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan menjadi panas. Mengapa air menjadi panas? Air menjadi panas karena mendapat kalor, kalor yang diberikan pada air mengakibatkan suhu air naik. Dari manakah kalor itu? Kalor berasal dari bahan bakar, dalam hal ini terjadi perubahan energi kimia yang terkandung dalam gas menjadi energi panas atau kalor yang dapat memanaskan air.
Sebelum abad ke-17, orang berpendapat bahwa kalor merupakan zat yang mengalir dari suatu benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah jika kedua benda tersebut bersentuhan atau bercampur. Jika kalor merupakan suatu zat tentunya akan memiliki massa dan ternyata benda yang dipanaskan massanya tidak bertambah. Kalor bukan zat tetapi kalor adalah suatu bentuk energi dan merupakan suatu besaran yang dilambangkan Q dengan satuan joule (J), sedang satuan lainnya adalah kalori (kal). Hubungan satuan joule dan kalori adalah:
1 kalori = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori
Kalor dapat Mengubah Suhu Benda
Apa yang terjadi apabila dua zat cair yang berbeda suhunya dicampur menjadi satu? Bagaimana hubungan antara kalor terhadap perubahan suhu suatu zat? Adakah hubungan antara kalor yang diterima dan kalor yang dilepaskan oleh suatu zat? Semua benda dapat melepas dan menerima kalor. Benda-benda yang bersuhu lebih tinggi dari lingkungannya akan cenderung melepaskan kalor. Demikian juga sebaliknya benda-benda yang bersuhu lebih rendah dari lingkungannya akan cenderung menerima kalor untuk menstabilkan kondisi dengan lingkungan di sekitarnya. Suhu zat akan berubah ketika zat tersebut melepas atau menerima kalor. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa kalor dapat mengubah suhu suatu benda.
Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang yang diperlukan oleh suatu zat bermassa 1 kg untuk menaikkan suhu 1 °C. Sebagai contoh, kalor jenis air 4.200 J/kg °C, artinya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 °C adalah 4.200 J. Kalor jenis suatu zat dapat diukur dengan alat kalorimeter.
Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan menjadi panas. Mengapa air menjadi panas? Air menjadi panas karena mendapat kalor, kalor yang diberikan pada air mengakibatkan suhu air naik. Dari manakah kalor itu? Kalor berasal dari bahan bakar, dalam hal ini terjadi perubahan energi kimia yang terkandung dalam gas menjadi energi panas atau kalor yang dapat memanaskan air.
Sebelum abad ke-17, orang berpendapat bahwa kalor merupakan zat yang mengalir dari suatu benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah jika kedua benda tersebut bersentuhan atau bercampur. Jika kalor merupakan suatu zat tentunya akan memiliki massa dan ternyata benda yang dipanaskan massanya tidak bertambah. Kalor bukan zat tetapi kalor adalah suatu bentuk energi dan merupakan suatu besaran yang dilambangkan Q dengan satuan joule (J), sedang satuan lainnya adalah kalori (kal). Hubungan satuan joule dan kalori adalah:
1 kalori = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori
Kalor dapat Mengubah Suhu Benda
Apa yang terjadi apabila dua zat cair yang berbeda suhunya dicampur menjadi satu? Bagaimana hubungan antara kalor terhadap perubahan suhu suatu zat? Adakah hubungan antara kalor yang diterima dan kalor yang dilepaskan oleh suatu zat? Semua benda dapat melepas dan menerima kalor. Benda-benda yang bersuhu lebih tinggi dari lingkungannya akan cenderung melepaskan kalor. Demikian juga sebaliknya benda-benda yang bersuhu lebih rendah dari lingkungannya akan cenderung menerima kalor untuk menstabilkan kondisi dengan lingkungan di sekitarnya. Suhu zat akan berubah ketika zat tersebut melepas atau menerima kalor. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa kalor dapat mengubah suhu suatu benda.
Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang yang diperlukan oleh suatu zat bermassa 1 kg untuk menaikkan suhu 1 °C. Sebagai contoh, kalor jenis air 4.200 J/kg °C, artinya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 °C adalah 4.200 J. Kalor jenis suatu zat dapat diukur dengan alat kalorimeter.
Tabel
beberapa kalor jenis zat
- massa benda (m)
- jenis benda / kalor jenis benda (c)
- perubahan suhu (Δt )
Oleh
karena itu, hubungan banyaknya kalor, massa zat, kalor jenis zat, dan perubahan
suhu zat dapat dinyatakan dalam persamaan.
Keterangan:
Q = Banyaknya kalor yang diserap atau dilepaskan (joule)
m = Massa zat (kg)
c = Kalor jenis zat (joule/kg °C)
Δt = Perubahan suhu (°C)
Kalor dapat Mengubah Wujud Zat
Suatu zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu maksimum, maka zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika suatu zat melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai suhu minimumnya. Oleh karena itu, selain kalor dapat digunakan untuk mengubah suhu zat, juga dapat digunakan untuk mengubah wujud zat. Perubahan wujud suatu zat akibat pengaruh kalor dapat digambarkan dalam skema berikut.
Keterangan:
1 = mencair/melebur
2 = membeku
3 = menguap
4 = mengembun
5 = menyublim
6 = mengkristal
Menguap (terjadi perubahan suhu)
Apakah pada waktu zat menguap memerlukan kalor? Dari manakah kalor itu diperoleh? pada waktu air dipanaskan akan tampak uap keluar dari permukaan air. Kenyataan ini menunjukkan bahwa pada waktu menguap zat memerlukan kalor. Jika air dipanaskan terus-menerus, lama-kelamaan air tersebut akan habis. Habisnya air akibat berubah wujud menjadi uap atau gas. Peristiwa ini disebut menguap, yaitu perubahan wujud dari cair ke gas, karena molekul-molekul zat cair bergerak meninggalkan permukaan zat cairnya. Pada peristiwa menguap terjadi perubahan suhu, oleh karena itu berlaku:
Sama halnya pada peristiwa membeku, melebur, dan mengembun.
Mendidih (tidak mengalami perubahan suhu, namun terjadi perubahan wujud)
Mendidih adalah peristiwa penguapan zat cair yang terjadi di seluruh bagian zat cair tersebut. Peristiwa ini dapat dilihat dengan munculnya gelembung-gelembung yang berisi uap air dan bergerak dari bawah ke atas dalam zat cair. Zat cair yang mendidih jika dipanaskan terus-menerus akan berubah menjadi uap. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 kg zat cair menjadi uap seluruhnya pada titik didihnya disebut kalor uap (U). Karena tidak terjadi perubahan suhu, maka besarnya kalor uap dapat dirumuskan:
Keterangan:
Q = kalor yang diserap/dilepaskan (joule)
m = massa zat (kg)
U = kalor uap (joule/kg)
Keterangan:
Q = Banyaknya kalor yang diserap atau dilepaskan (joule)
m = Massa zat (kg)
c = Kalor jenis zat (joule/kg °C)
Δt = Perubahan suhu (°C)
Kalor dapat Mengubah Wujud Zat
Suatu zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu maksimum, maka zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika suatu zat melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai suhu minimumnya. Oleh karena itu, selain kalor dapat digunakan untuk mengubah suhu zat, juga dapat digunakan untuk mengubah wujud zat. Perubahan wujud suatu zat akibat pengaruh kalor dapat digambarkan dalam skema berikut.
Keterangan:
1 = mencair/melebur
2 = membeku
3 = menguap
4 = mengembun
5 = menyublim
6 = mengkristal
Menguap (terjadi perubahan suhu)
Apakah pada waktu zat menguap memerlukan kalor? Dari manakah kalor itu diperoleh? pada waktu air dipanaskan akan tampak uap keluar dari permukaan air. Kenyataan ini menunjukkan bahwa pada waktu menguap zat memerlukan kalor. Jika air dipanaskan terus-menerus, lama-kelamaan air tersebut akan habis. Habisnya air akibat berubah wujud menjadi uap atau gas. Peristiwa ini disebut menguap, yaitu perubahan wujud dari cair ke gas, karena molekul-molekul zat cair bergerak meninggalkan permukaan zat cairnya. Pada peristiwa menguap terjadi perubahan suhu, oleh karena itu berlaku:
Sama halnya pada peristiwa membeku, melebur, dan mengembun.
Mendidih (tidak mengalami perubahan suhu, namun terjadi perubahan wujud)
Mendidih adalah peristiwa penguapan zat cair yang terjadi di seluruh bagian zat cair tersebut. Peristiwa ini dapat dilihat dengan munculnya gelembung-gelembung yang berisi uap air dan bergerak dari bawah ke atas dalam zat cair. Zat cair yang mendidih jika dipanaskan terus-menerus akan berubah menjadi uap. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 kg zat cair menjadi uap seluruhnya pada titik didihnya disebut kalor uap (U). Karena tidak terjadi perubahan suhu, maka besarnya kalor uap dapat dirumuskan:
Keterangan:
Q = kalor yang diserap/dilepaskan (joule)
m = massa zat (kg)
U = kalor uap (joule/kg)
Tabel
beberapa kalor uap zat
Jika uap didinginkan akan berubah bentuk menjadi zat cair, yang disebut mengembun. Pada waktu mengembun zat melepaskan kalor, banyaknya kalor yang dilepaskan pada waktu mengembun sama dengan banyaknya kalor yang diperlukan waktu menguap dan suhu di mana zat mulai mengembun sama dengan suhu di mana zat mulai menguap.
Latihan Yuk!!
- Apakah yang dimaksud dengan kalor?
- Sebutkan tiga faktor yang mempengaruhi kalor dapat mengubah suhu zat!
- Air dengan massa 1,50 kg pada suhu 30 °C dipanaskan sampai dengan suhu 100 °C. Berapakah kalor yang diperlukan jika kalor jenis air 4.200 J/kg°C?
- Sebutkan dua faktor yang mempengaruhi perubahan wujud zat!
- Apakah yang dimaksud dengan menguap, mengembun, melebur, dan membeku
- Berapa kalor yang diperlukan untuk melebur 1,50 kg es 0 °C menjadi 1,50 kg air 0 °C, jika kalor lebur es 336.000 J/kg?
- Berapa kalor yang diperlukan untuk mengubah 2,0 kg es suhu -5 °C menjadi uap air seluruhnya pada suhu 100 °C, jika kalor jenis es 2.100 J/kg°C, kalor jenis air 4.200 J/kg °C, kalor lebur es 336.000 J/kg dan kalor uap 2.260.000 J/kg?
- Sebutkan empat cara untuk mempercepat proses penguapan! Berilah masing-masing satu contoh!
Perpindahan
kalor
Beras
yang dimasukkan ke dalam panci berisi air dan diletakkan di atas kompor
menyala, lama-kelamaan akan menjadi nasi. Api kompor mengeluarkan kalor yang
berpindah dari panci ke air kemudian air menjadi panas dan memanaskan beras
sehingga beras menjadi nasi. Kamu telah mengetahui bahwa kalor merupakan salah
satu bentuk energi dan dapat berpindah apabila terdapat perbedaan suhu. Secara
alami kalor berpindah dari zat yang suhunya tinggi ke zat yang suhunya rendah.
Bagaimana kalor dapat berpindah? Apabila ditinjau dari cara perpindahannya, ada
tiga cara dalam perpindahan kalor yaitu:
- konduksi (hantaran),
- konveksi (aliran), dan
- radiasi (pancaran).
Perpindahan
Kalor secara Konduksi
Cobalah
membakar ujung besi dan ujung besi lainnya kamu pegang, setelah beberapa lama
ternyata ujung besi yang kamu pegang lama kelamaan terasa semakin panas. Hal
ini disebabkan adanya perpindahan kalor yang melalui besi. Peristiwa
perpindahan dari ujung besi kalor yang dipanaskan ke ujung besi yang kamu
pegang mirip dengan perpindahan buku yang kamu lakukan, di mana molekul-molekul
besi yang menghantarkan kalor tidak ikut berpindah. Perpindahan kalor seperti
ini dinamakan perpindahan kalor secara hantaran atau konduksi. Apakah setiap
zat dapat menghantarkan kalor secara konduksi? Ambillah sepotong kayu, kemudian
ujung yang satu dipanaskan sedang ujung kayu yang lainnya kamu pegang. Apakah
ujung yang kamu pegang terasa panas? Ternyata tidak panas. Hal ini berarti
bahwa pada kayu tidak terjadi perpindahan kalor secara konduksi.
Bahan
yang dapat menghantarkan kalor disebut konduktor kalor, misalnya besi, baja,
tembaga, seng, dan aluminium (jenis logam). Adapun penghantar yang kurang
baik/penghantar yang buruk disebut isolator kalor, misalnya kayu, kaca, wol,
kertas, dan plastic (jenis bukan logam). Bagaimana halnya dengan air? Termasuk
konduktor atau isolatorkah air itu? Coba apa ada yang tahu?
Perpindahan
Kalor secara Konveksi
Perpindahan
kalor secara konveksi terjadi pada zat cair dan gas. Perpindahan kalor secara
konveksi terjadi karena adanya perbedaan massa jenis dalam zat tersebut.
Perpindahan kalor yang diikuti oleh perpindahan partikel-partikel zatnya
disebut konveksi/aliran. Selain perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada
zat cair, ternyata konveksi juga dapat terjadi pada gas/udara. Peristiwa
konveksi kalor melalui penghantar gas sama dengan konveksi kalor melalui penghantar
air. Kegiatan tersebut juga dapat digunakan untuk menjelaskan prinsip
terjadinya angin darat dan angin laut.
- Angin Darat
Angin
darat terjadi pada malam hari dan berhembus dari darat ke laut. Hal ini terjadi
karena pada malam hari udara di atas laut lebih panas dari udara di atas darat,
sehingga udara di atas laut naik diganti udara di atas darat. Maka terjadilah
aliran udara dari darat ke laut. Angin darat dimanfaatkan oleh para nelayan
menuju ke laut untuk menangkap ikan.
- Angin Laut
Angin
laut terjadi pada siang hari dan berhembus dari laut ke darat. Hal ini terjadi
karena pada siang hari udara di atas darat lebih panas dari udara di atas laut,
sehingga udara di atas darat naik diganti udara di atas laut. Maka terjadilah
aliran udara dari laut ke darat. Angin laut dimanfaatkan oleh nelayan untuk
kembali ke darat atau pantai setelah menangkap ikan. Pemanfaatan konveksi dalam
kehidupan sehari-hari, antara lain: pada sistem pendinginan mobil (radiator),
pembuatan cerobong asap, dan lemari es.
Perpindahan
Kalor secara Radiasi
Bagaimanakah
energi kalor matahari dapat sampai ke bumi? Telah kita ketahui bahwa antara
matahari dengan bumi berupa ruang hampa udara, sehingga kalor dari matahari
sampai ke bumi tanpa melalui zat perantara. Perpindahan kalor tanpa melalui zat
perantara atau medium ini disebut radiasi/hantaran. Contoh perpindahan kalor
secara radiasi, misalnya pada waktu kita mengadakan kegiatan perkemahan, di
malam hari yang dingin sering menyalakan api unggun. Saat kita berada di dekat
api unggun badan kita terasa hangat karena adanya perpindahan kalor dari api
unggun ke tubuh kita secara radiasi. Walaupun di sekitar kita terdapat udara
yang dapat memindahkan kalor secara konveksi, tetapi udara merupakan penghantar
kalor yang buruk (isolator). Jika antara api unggun dengan kita diletakkan
sebuah penyekat atau tabir, ternyata hangatnya api unggun tidak dapat kita
rasakan lagi. Hal ini berarti tidak ada kalor yang sampai ke tubuh kita, karena
terhalang oleh penyekat itu. Dari peristiwa api unggun dapat disimpulkan
bahwa:
- dalam peristiwa radiasi, kalor berpindah dalam bentuk cahaya, karena cahaya dapat merambat dalam ruang hampa, maka kalor pun dapat merambat dalam ruang hampa;
- radiasi kalor dapat dihalangi dengan cara memberikan tabir/penutup yang dapat menghalangi cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya.
Latihan Yuk!!
- Apakah yang dimaksud dengan perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi? serta berikan masing-masing dua contoh?
- Apakah yang dimaksud dengan konduktor dan isolator, berilah masing-masing dua contoh?
Pemanfaatan
kalor
Termos
Termos
berfungsi untuk menyimpan zat cair yang berada di dalamnya agar tetap panas
dalam jangka waktu tertentu. Termos dibuat untuk mencegah perpindahan kalor
secara konduksi, konveksi, maupun radiasi. Dinding termos dibuat sedemikian
rupa, untuk menghambat perpindahan kalor pada termos, yaitu dengan cara:
- permukaan tabung kaca bagian dalam dibuat mengkilap dengan lapisan perak yang berfungsi mencegah perpindahan kalor secara radiasi dan memantulkan radiasi kembali ke dalam termos,
- dinding kaca sebagai konduktor yang jelek, tidak dapat memindahkan kalor secara konduksi, dan
- ruang hampa di antara dua dinding kaca, untuk mencegah kalor secara konduksi dan agar konveksi dengan udara luar tidak terjadi.
Setrika
Setrika
terbuat dari logam yang bersifat konduktor yang dapat memindahkan kalor secara
konduksi ke pakaian yang sedang diseterika. Adapun, pegangan seterika terbuat
dari bahan yang bersifat isolator.
Panci
masak terbuat dari bahan konduktor yang bagian luarnya mengkilap. Hal ini untuk
mengurangi pancaran kalor. Adapun pegangan panci terbuat dari bahan yang
bersifat isolator untuk menahan panas.
Latihan
Yuk!!
- Bagaimanakah cara kerja termos sehingga air yang tersimpan dalam termos tetap panas?
- Setrika terbuat dari dua bahan yang berbeda, yaitu konduktor dan isolator. Sebutkan bagian-bagian seterika yang terbuat dari kedua bahan tersebut! Jelaskan!
Sabtu, 09 Februari 2013
Mengapa muncul gelembung pada minuman ringan
sumber : http://ilmufajar.com/index.php/tag/fenomena-fisika-terbaru/
(Ilmufajar.com) Minuman ringan (soft
drink) seperti fanta, coca-cola mempunyai gelembung-gelembung ringan
yang dapat naik ke permukaan gelas. Gelembung ringan mengandung CO2.
Jika kita perhatikan secara saksama, maka ukuran gelembung-gelembung
bertambah selama bergerak naik. Mengapa ukuran gelembung bertambah
besar? Volume gas dalam gelembung V berbanding lurus dengan suhu mutlak
T, jumlah mol CO2 dan berbanding terbalik dengan tekanan gas p
sesuai dengan persamaan V= nRT/p. Bertambahnya volume gas ini disebabkan
besaran-besaran pada persamaan V = nRT/p. Suhu adalah tetap pada
keseluruhan gelas sehingga tidak mempengaruhi perubahan volume
gelembung.
Bagaimana
dengan tekanan? selama gelembung bergerak ke atas, kedalamannya
berkurang. Dengan demikian, tekanan hidrostatik dalam minuman ringan
berkurang (ingat p = ρgh). Volume gas berbanding terbalik dengan tekanan
sehingga gelembung bertambah menjadi besar. Dengan menggunakan asumsi
ini, maka apabila volume gelembung menjadi dua kali, tekanan ti dasar
gelas sebesar dua kali tekanan di permukaan gelas. Berdasarkan
eksperimen, untuk perubahan tekanan sebesar 1 atm diperlukan gelas
setinggi 10,3. Padahal umumnya gelas setinggi 20 cm. Oleh karena itu,
kita dapat mengabaikan perubahan sebagai penyebab bertambahnya volume.
Dengan demikian, hanya ada satu besaran yang tertinggal yaitu jumlah mol
gas CO2 dalam gelembung. Pada kenyataannya, jumlah mol meningkat selama
gelembung naik. Gelembung-gelembung bertambah volumenya karena jumlah
mol CO2 dalam gelembung bertambah selama perjalanannya ke permukaan
gelas.
Jumat, 25 Januari 2013
Langganan:
Postingan (Atom)